Minggu, 29 April 2012

PENDEKATAN PENGELOLAAN KELAS




Istilah ”pengelolaan kelas ( classroom management)” dapat didefinisikan beragam tergantung sudut pandang yang dipakai. Pendekatan otoriter (authority approach) memandang pengelolaan kelas sebagai kegiatan guru untuk mengontrol tingkah laku siswa. Menurut pendekatan ini, tugas guru adalah menciptakan dan memelihara aturan didalam kelas melalui penerapan disiplin (Weber, 1977). Guru yang menganut pendekatan otoriter akan menghukum setiap siswa yang melanggar disiplin kelas. Ketika melihat dua orang siswa berkelahi di dalam kelas, guru yang menganut pendekatan otoriter akan menghukum kedua siswa tersebut, misalnya dengan tidak membolehkan kedua siswa tersebut untuk bermain pada jam istirahat selama beberapa minggu.
Kebalikan dari pendekatan otoriter ialah pendekatan permisif (permissive approach). Pendekatan permisif menyatakan bahwa pengelolaan kelas adalah kegiatan guru dalam memaksimalkan kebebasan siswa. Peran guru adalah membantu siswa merasakan kebebasan untuk melakukan apa yang mereka inginkan kapanpun mereka mau(Weber, 1977). Pendekatan permisif beranggapan bahwa hal yang terbaik bagi siswa adalah membiarkan siswa melakukan apa yang mereka inginkan.
Apabila kita telaah kedua pengertian pengelolaan kelas tersebut, tidak ada satu pun yang cocok dengan system pendidikan kita. Pendekatan otoriter dipandang kurang manusiawi, sedangkan pendekatan permisif dipandang tidak realistic. Oleh karena itu, kita tidak mungkin menerapkan pengertian pengelolaan kelas yang dikemukakan oleh kedua pendekatan tersebut.
Disamping kedua pengertian tersebut, (Weber, 1977) mengemukakan tiga pengertian lain dari pengelolaan kelas. Ketiga pengertian tersebut adalah berikut ini :
Pertama, pengelolaan kelas adalah serangkaian kegiatan guru yang dilakukan untuk mendorong munculnya tingkah laku yang tidak diharapkan dan menghilangkan tingkah laku yang tidak diharapkan. Pengertian ini didasarkan pada  pendekatan modifikasi tingkah laku (behavior modification apporoach). Menurut pendekatan ini peran guru dalam pengelolaan kelas adalah membantu siswa mempelajari tingkah lakuyang diharapkan melalui penerapan prinsip-prinsip yang berasal dari teori penguatan. Pada pendekatan ini terlihat bahwa guru mengarahkan siswa untuk bertingkah laku sesuai yang diharapkan dengan menunjukkan tingkah laku tersebut melalui pemberian pujian. Untuk menghindari siswa dari tingkah laku yang tidak diharapkan, guru menunjukkan kepada siswa tentang tingkah laku yang tidak baik tersebut dan meminta siswa untuk memperbaikinya.
Kedua, pengelolaan kelas adalah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baikdan iklim sosio-emosional kelas yang positif. Pengertian ini didasarkan pada pendekatan iklim sisio-emosional (socio emotional climate approach). Menurut pendekatan ini, peran guru dalam pengelolaan kelas adalah mengembangkan iklim sosio-emotional kelas yang positif melalui penciptaan hubungan interpersonal yang sehat, baik antara guru dan siswa maupun antara siswa dan siswa.
Ketiga, pengelolaan kelas adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan dan memelihara organisasi kelas yang efektif. Pengertian ini didasarkan pada pendekatan proses kelompok (group-process approach). Menurut pendekatan ini tugas guru dalam pengelolaan kelas adalah membantu mengembangkan dan melaksanakan system kelas yang efektif.
Dari ketiga pengertian pengelolaan kelas tersebut, baik yang didasarkan pada pendekatan modifikasi tingkah laku, pendekatan iklim sosio-emosional maupun pendekatan proses kelompok, tidak ada satu pun yang paling baik. Setiap pengelolaan kelas dari setiap pendekatan akan efektif bila diterapkan sesuai dengan kondisi kelas yang dihadapi. Guru dapat menerapkan ketiga pengertian tersebut sesuai dengan situasi kelas yang dihadapi. Guru tidak harus terikat pada satu pengertian pengelolaan kelas dalam menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan siswa-sisw dapat belajar. Oleh karena itu, akan lebih baik apabila kita gabungkan ketiga pengertian pengelolaan tersebut menjadi satu pengertian  yang utuh.
Pengelolaan kelas adalah serangkaian tindakan guru yang ditujukan untuk mendorong munculnya tingkah laku siwa yang diharapkan dan menghilangkan tingkah laku siswa yang tidak diharapkan, menciptakan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio-emosional yang positif, serta menciptakan dan memelihara organisasi kelas yang produktif dan efektif atau secara singkat: pengelolaan kelas adalah usaha guru untuk menciptakan, memelihara, dan menhembangkan iklim belajar yang kondusif.
Pengertian ini sejalan dengan pengertian pengelolaan kelas yang dikemukakan oleh Winzer. Winzer (1995) menyatakan pengelolaan kelas adalah cara-cara yang ditempuh guru dalam menciptakan lingkungan kelas agar tidak terjadi kekacauan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencapai tujuan akademis dan sosial

Tidak ada komentar:

Posting Komentar